Kamis,(08/06/2023) Bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Acara di buka oleh Kepala Bidang Kesmas dan SIK Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Peserta rapat di hadiri oleh Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Bidan Puskesmas dan Bidan Desa. Sebagai Pengkaji Kasus AMPSR Dokter Spesialis Kandungan dr. Yohanes Adhitya,Sp.OG dan Dokter Spesialis Anak dr. Gerin Orviyanti,Sp.A dari RSUD Daha Sejahtera.

Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB dilalui: peningkatan akses pelayanan, peningkatan kuantitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata kelola kesehatan. Salah satu upaya penguatan tata kelola kesehatan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan neonatal melalui kegiatan pengumpulan, analisis dan intepretasi data kematian secara terus menerus melalui sistem surveilans kematian maternal dan perinatal menggunakan AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons). AMPSR merupakan kegiatan menganalisis secara mendalam untuk mencari akar permasalahan dan rekomendasi atau solusi baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang dapat dilakukan untuk mengurangi AKI dan AKB.

Aksi ini merupakan proses penelusuran dalam rangka mencari sebab kematian ibu dan kematian bayi, agar tidak terjadi di masa mendatang. sehingga tim ini menjadi bagian penting, bukan sekedar hanya mengejar target Millennium Development Goals (MDGs) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten HSS.

Untuk memastikan pesan kepada masyarakat bahwa pemerintah dan negara hadir dilakukan melalui advokasi kelahiran kepada ibu hamil dan anak yang dilahirkan, sehingga nantinya akan dapat menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Tim Audit AMPSR bagian dalam kerangka konsolidasi dokter spesialis, bidan, perawat dan organisasi profesi kesehatan dengan harapan masyarakat terutama ibu hamil dan anak yang dilahirkan dapat tertangani dengan baik.

Sesuai dengan Permenkes, ibu hamil harus mendapatkan enam kali pemeriksaan dan minimal dua kali pemeriksaan dokter ditambah USG. Saat ini sedang dikembangkan layanan USG di semua puskesmas secara bertahap  dalam memantau dan menekan AKI dan AKB.

Ada tiga terlambat yang diidentifikasi menjadi penyebab kematian ibu dan bayi

Pertama terlambat pengambilan keputusan, salah satunya karena masyarakat terkadang takut ke puskesmas atau rumah sakit. Sehingga terkadang ada ibu hamil pendarahan, menyebabkan kematian ibu.

Kedua terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Sehingga perlu disempurnakan layanan kesehatan terkait fasilitas rumah sakit baik negeri dan swasta, klinik bersalin dan bidan yang membuka praktek dan tugas Dinkes membangun komunikasi yang bersahabat.

Ketiga terlambat penanganan dokter atau bidan untuk meminimalisir permasalahan tersebut dilakukan konsolidasi dan advokasi pelayanan kebidanan yang semakin baik.

Tugas tim ini, melakukan kajian dan memberikan rekomendasi kepadap pemerintah. Terutama pengambilan keputusan apa yang harus dilakukan dan edukasi seperti apa, sehingga tidak terlambat dalam mengambil keputusan.

 Tim ini menelusuri sebab kematian ibu dan bayi dan mencegah kematian serupa di masa mendatang. Dengan melibatkan profesional kesehatan akan mengkaji dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi kematian ibu dan bayi, karena penurunan AKI dan AKB menjadi prioritas nasional dan target MDGS 2030 dan indeks pembangunan manusia.